Bentuknya menyerupai untaian benang yang saling
berkait (benang kusut). Rasanya gurih dan agak manis, dibuat dari tepung beras
dan gula merah. Ada filosofi dari penganan ini, bahwa dalam hidup manusia perlu
saling menyatu satu sama lain, perbedaan bukan hal yang harus
dibeda-bedakan.
Kebersamaan merupakan kunci keberhasilan, ujar Rismanto
salah satu pegiat cinta budaya taliabu yang menguraikan makna yang terkandung
dalam kue karas. Proses pembuatannya cukup
menarik, adonan yang telah tercampur, di goreng dengan minyak, dibentuk dalam
minyak agar menjadi silender dengan panjang rata-rata berukuran 10-13 cm.
Benang kusutnya, adonan disaring dalam tempurung kelapa yang telah dilubang dan
diketuk-ketuk sehingga adonan merembes keluar terurai kedalam minyak. Proses
ini oleh masyarakat taliabu disebut toki-toki (ketuk-ketuk). tnt.
0 komentar:
Posting Komentar